Soni Fahruri "Alumni ITS"
Infopers : Seputar Kabar Akademisi
Informasi malam ini menjelaskan tentang rekam jejak para aktivis yang memiliki karier cemerlang di kancah panggung politik. Hal tersebut cukup mengulas pada aktivitas yang di lakukan oleh Soni Fahruri, yang mana ia adalah merupakan salah satu alumni “Institut Teknologi Sepuluh November” Surabaya.
Sejatinya “Soni Fahruri” ialah Tokoh Politikus. Pada dasarnya beliau memiliki rekam jejak teladan atas penelusuran riwayat catatan perjalanan karier yang patut kita ulas bersama. Agar mampu menjadi pacuan motivasi untuk generasi muda mendatang.
Berikut kutipan kisah cerita perjalanan karier dari Soni Fahruri, yang menyimpan arsip rekam jejak teladan atas segenap pengabdianya pada bangsa dan tanah air.
Oleh: Soni Fahruri
(Sekretaris Dewan Pakar IKA ITS, Alumni ITS P-38 ((4298100050))
“Almamaterku yang kucinta, Ibu Yang Luhur ITS.”
Hari Senin, 15 Juli 2024, saya berkesempatan mengunjungi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), kampus yang telah melahirkan lebih dari 100 ribu lulusan. Ditemani Andrey, sahabat sejak SMP yang juga lulusan D3-Teknik Sipil (Deteksi) ITS, hati dan sekujur tubuh terasa bergetar, teringat saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus ini, 25 tahun silam.
Seorang anak kampung yang bangga sekaligus takjub, melihat luas dan megahnya kampus ITS, sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Ketika itu, kampus ITS masih didominasi rawa. Banyak ikan bertebaran di sana. Kini ITS telah banyak berbenah. Suasana kampus jauh lebih hijau dan rindang. Berjalan kaki terasa lebih segar ditemani kicauan burung yang bersahutan. Sebab inikah kampus ITS memperoleh julukan kampus burung?
Amatlah Kokoh Gemblenganmu, Membina Putera Puterimu,
Di kampus inilah saya menimba dan memperdalam ilmu, memperluas pengetahuan, dan mengasah keterampilan organisasi dan komunikasi.
Setelah lulus dengan meraih gelar S-1 dan gelar S-2, tepatnya tahun 2008, saya meniti karir di Jakarta. Di lingkungan yang baru, jiwa aktivis tak pernah padam. Berbagai kegiatan kepanitiaan saya ikuti hingga dipercaya masuk jajaran pengurus alumni ITS sejak 2009. Beberapa posisi yang pernah dienyam antara lain anggota Departemen Pembinaan Anggota, Ketua Departemen Isu-isu Strategis, Wasekjen Energi Berkelanjutan dan sekarang sebagai Sekretaris Dewan Pakar IKA ITS.
Tak terasa sudah 15 tahun saya aktif dalam kepengurusan Ikatan Alumni ITS (IKA) ITS, melewati era kepemimpinan Cak Dwi Soetjipto (1), Cak Irnanda Laksanawan, Cak Dwi Soetjipto (2), dan Cak Sutopo.
Almamaterku, Kan Kuturut Bimbinganmu, Jadi Pejuang Yang Takkan Kenal Letih, Membangun Negeri
Berbekal pengalaman itu, saya meyakini bahwa IKA ITS masih menjadi wadah terbaik bagi para alumni ITS untuk memberikan sumbangsih yang juga terbaik bagi bangsa dan negara. Kontribusi yang diberikan tentu bisa meliputi berbagai bidang, tidak terbatas pada dan semata-mata disiplin keilmuwan. Sebab kampus, termasuk para alumninya, memiliki tanggung jawab yang lebih luas terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemilihan ketua umum IKA ITS yang segera dilaksanakan, adalah momentum yang tepat untuk itu. Pemungutan suara dengan sistem digital One Man One Vote (OMOV) seharusnya bisa menjadi role model untuk pemilu nasional, menjadi sumbangsih IKA ITS untuk Indonesia.
OMOV IKA ITS untuk menjaring 7 (tujuh) orang calon ketua umum menjadi 5 (lima) orang yang akan dibawa ke kongres pada bulan Agustus nanti. Ini adalah sebuah inovasi berdemokrasi dalam rangka mengoptimalkan keterlibatan alumni ITS yang tersebar di seluruh Indonesia.
OMOV kali ini merupakan yang kedua dilakukan oleh alumni ITS dengan Daftar Pemilih Tetao (DPT) sebanyak 51.502 orang. OMOV pertama dilakukan pada 2019 yang berjalan sukses, guyub rukun dan penuh semangat kebersamaan serta tetap menjaga azas pemilu: langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Apakah pemilihan secara digital bisa dilaksanakan secara langsung umum bebas rahasia, jujur dan adil?
Untuk menjawab pertanyaan itu, ada baiknya kita kembali sejenak pada Pemilu 2024.
Apabila kita menilik sistem pemilu konvesional seperti pemilihan Presiden/Wakil Presiden dan Anggota Legislatif yang telah dilakukan pada tangal 14 Pebruari 2024 lalu, komponen yang terlibat antara lain Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), peserta, dan saksi. Saksi berasal dari peserta, saksi independen, serta relawan.
Dalam praktiknya, muncul beragam permasalahan. Mekanisme penentuan Daftar Pemilih Tetap (DPT) seperti potensi munculnya DPT ganda atau sudah meninggal namun tetap masuk DPT, rumitnya pendistribusian perangkat pemungutan suara, potensi terjadinya penggelembungan suara, dan perlunya pengawalan suara disebabkan proses perhitungan yang berjenjang dari TPS hingga Nasional.
Dari ini jelas terlihat, bahwa masalah yang berkaitan dengan suara, yang merupakan inti dari praktik demokrasi bernama pemilu, jauh lebih banyak. Fenomena anomali suara pada proses perhitungan, di mana suara seorang peserta bisa naik drastis dan saat yang sama ada peserta lain yang suaranya terjun bebas, mencuat di Pemilu 2024.
Disinilah peran dari saksi menjadi sangat amat penting untuk mengawal suara. Dalam sistem konvensional pemilu, saksi terutama untuk mengawal form C-1 dari tempat pemungutan suara. Banyak calon anggota legislatif gagal.
Begitu pentingnya keberadaan saksi dalam pemilihan konvensional, masihkah saksi juga diperlukan pada sistem digital? Kalau tidak, bagaimana mekanisme mengantisipasi potensi fraud?
“Bro, ingat pengalamanmu dalam pemilu hal utama yang patut dipersiapkan dengan baik pada saat pemungutan suara adalah saksi..saksi..saksi. Dan biarlah itu dipikirkan oleh para caketum IKA ITS. Ingat, kamu harus kembali memikirkan bisnis yang kita rintis bersama” ucap Andrey.
Kami berdua kemudian berlalu meninggalkan kampus ITS untuk menghadiri janji pertemuan dengan beberapa mitra kami yang telah menunggu di Hotel Vasa.
Selamat berdemokrasi bagi segenap alumni ITS, Sambultah dengan bahagia, Guyub Rukun,
Jayalah Almamaterku
Ibu yang luhur ITS
Vivat ITS !!!
Surabaya, 15 – Juli – 2024
Editor : Hanan Fauzi, S.In.