Marak Aksi Penembakan oleh OTK, Politisi Ini Desak Polri untuk Serius Lakukan Pengungkapan

Politisi partai Hanura Gardi Gazarin, S.H. (Foto:Istimewa)

Jakarta, infopers.com – Maraknya penembakan yang dilakukan oleh Orang Tidak Dikenal atau OTK akhir-akhir ini sudah seharusnya disikapi dengan sungguh-sungguh oleh aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian.

Seperti peristiwa yang baru-baru ini terjadi yakni tewasnya Marsal Harahap usai diberondong timah panas oleh OTK di wilayah Kabupaten Simalungun,  Sumatera Utara, kemudian pengendara mobil yang meletuskan tembakan di dekat rumah dinas Wakapolri di Kebayoran Baru Jakarta Selatan, serta seorang pelajar berinisial MIS kritis usai ditembak OTK di daerah Taman Sari Jakarta Barat, diketahui hingga kini Polri belum mengungkap dalang dibalik aksi ‘koboi’ tersebut.

Ketua DPP Partai Hanura Bidang Pembinaan dan Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa Timur Gardi Gazarin, menegaskan pentingnya Polri untuk segera mengungkap dalang penembakan tersebut agar masyarakat tidak lagi tambah terbebani dengan adanya kejadian yang notabene mengancam situasi keamanan itu di tengah-tengah situasi pandemi Covid-19.

“Rentetan maraknya perisitiwa penembakan bila Polri tidak sungguh-sungguh mengungkap dan menangkap pelaku sampai aktornya akan menambah ketakutan masyarakat saat bertahan di tengah wabah pandemi Covid-19,” ujar Gardi lewat keterangan persnya yang diterima Infopers.com, Selasa (22/6/2021).

Polri kata dia juga diharapkan mampu untuk membeberkan ke masyarakat terkait motif dibalik aksi penembakan oleh OTK tersebut.

“Motif maupun latar belakang aksi penembakan khususnya di tiga TKP itu harus dibuka terang benderang ke publik, agar masyarakat luas mengetahuinya latar belakang dan modus aksi brutal jalanan itu,” tegasnya.

“Di Sumut telah jatuh korban wartawan tewas. Di Jakarta pelajar jadi korban mengalami kritis tengah dirawat di rumah sakit, dan aksi teror mematikan penembakan justru terjadi di samping Kompleks elit Pati Polri. Ketiga peristiwa ini, apalagi terjadi di Ibukota Negara bisa menimbulkan ancaman dan teror terhadap masyarakat. Ini dapat berakibat ketidak-percayaan masyarakat pada penjagaan Kamtibmas. Jangan sampai masyarakat yang tengah berjuang melawan darurat Covid-19 justru merasa saat ini terjadi darurat Kamtibmas,” imbuh dia.

Baca Juga  PT. Jasindo Beri Bantuan Beasiswa Tebus Ijazah Bagi Pelajar Tidak Mampu

Lebih jauh, Gardi juga menyarankan pimpinan Polri dan TNI agar memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan pendataan kembali atas kepemilikan senjata api.“Dari selongsong yang didapat di tiga lokasi penembakan jelas sudah menunjukkan fakta senjata api organik. Untuk itu Kapolri dan Panglima segera melakukan screening semua senjata api yang dimiliki personel Polri dan TNI. Jangan sampai senjata yang dibeli dan untuk membela rakyat justru disalah-gunakan untuk membunuh masyarakat,” paparnya. (br)