LuarBiasa!! Akpol angkatan 93 yang Belum Pecah Bintang Menjadi Jenderal Ini Ialah Salahsatu Polisi Berbakat Kuasai Banyak Bahasa

INFO   PERS

Foto: Istimewa

KOMBES Dhani Hernando adalah salahsatu polisi yang diberi gelar sebagai smart police yang dimiliki oleh Korps Bhayangkara saat ini.

Kombes Dhani yang saat ini bertugas di Divisi Hubungan Internasional (Div Hubinter) sebagai Penerjemah Polri Madya TK1 adalah polisi yang menguasai 3 bahasa asing (Inggris, Prancis, Belanda) dan mempunyai pengalaman internasional baik penugasan maupun pendidikan.

Dalam hal ini diantaranya pernah menjadi kontingen misi perdamaian PBB di Bosnia Herzegovina (1999-2000), dan berbagai pendidikan internasional diantaranya di Belanda, Amerika dan Italia.

Alumni Akpol 1993 yang penuh dengan kompetensi ini boleh dibilang tertinggal dengan teman-teman satu letingnya bahkan junior- juniornya yang sudah bintang 3 dan 2. Sedangkan Kombes Dhani Hernando masih berpangkat 3 melati atau Komisaris besar polisi.

Mantan Kepala Sekolah Bahasa (Sebasa) Polri yang dikenal baik sebagai polisi yang inovatif, hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai gerakan yang terbilang gemilang, Kombes Dhani Hernando berhasil dengan membuat transformasi Sebasa Polri yang dipimpinnya selama 5 tahun dengan sejumlah program inovatif saat menjabat dan memperoleh beberapa penghargaan baik dari dalam negeri dan luar negri.
Dia menggagas kamus online bernama Polisi Jago Bahasa, web learning yang merupakan gabungan antara webinar dan e learning, video pembelajaran bahasa asing untuk Polri perbaikan kamar untuk siswa Polisi luar negri, hingga membuka kelas untuk pendidikan bahasa Korea dengan tenaga pengajar dari anggota Sekolah Bahasa Polri sendiri yang dipersiapkan selama setahun.

Atas inovasinya ini, Kombes Dhani Hernando masuk sebagai nominator Hoegeng Awards 2025.

Selain berbagai inovasi tersebut, bahkan saat menjabat sebagai Kepala Sekolah Bahasa Polri, dari penelusuran jejak digital Kombes Dhani Hernando tercatat pernah dua kali menjabat kapolres di wilayah Polda Jateng,  yaitu : Kapolres Pekalongan Kota (2011-2013) dan Kapolres Sragen (2013- 2014).

Baca Juga  Giliran Partai Garuda Daftar ke KPU, Ahmad Ridha Targetkan Partai Lolos Ke Senayan

Saat menjadi Kapolres Pekalongan Kota dan Kapolres Sragen, Dhani dikenal masyarakat sebagai Kapolres yang selalu taat beragama, menunaikan ibadah sholat, bahkan acap kali dikala Sholat Jum’at berpindah- pindah masjid di wilayah Kota Pekalongan dan Kabupaten Sragen, sehingga banyak para ulama yang dekat dengan nya, termasuk dengan 2 habaib terkemuka Pekalongan yaitu, Habib Luthfi Bin Yahya dan Habib Baghir Al Athos.

Selain itu, saat menjadi kapolres Dhani juga telah mengungkap beberapa kasus menonjol diantaranya :
1. Kasus pembunuhan anak SMP oleh rekan rekannya di Kota Pekalongan yang berhasil diungkap dalam waktu 4 jam setelah jenazah ditemukan di sawah.
2. Mengungkap kasus mutilasi seorang perempuan yang pertama kali terjadi di Sragen dalam waktu 10 jam sejak mayat ditemukan.
3. Penegakan hukum terhadap pelaku penebangan liar perkebunan karet milik PTPN, yang setelah 14 tahun beroperasi tanpa adanya tindakan hukum.
4. Membantu kepolisian hongkong untuk ungkap kasus penganiayaan pekerja migran WNI asal Ngawi yang bernama Erwiana yang dirawat di RS Sragen. Dia dianiaya oleh majikannya di hongkong dan dipulangkan paksa oleh majikannya. Dengan berbekal pengalaman internasional dan kemampuan Bahasa asingnya, Dhani berhasil membantu Polisi Hongkong menangkap majikan yang menganiaya Erwiana.

Kasus ini mendapat atensi khusus dari Presiden SBY yang menelpon langsung Erwiana.

Meskipun sudah 11 tahun berlalu kasus ini masih dibicarakan di Hongkong dikalangan Polisi dan pekerja migran.

Dari berbagai rekam jejak yang ada sudah selayaknya Kombes Dhani Hernando bisa menyandang bintang di pundaknya sesuai dengan prestasi dan integritasnya dan banyak komponen mendorong itu agar beliau harus diberikan apresiasi.
Ketika ditanya Dhani hanya menjawab ” Sewaktu saya jadi taruna AKPOL ada pelajaran daktiloskopi yaitu ilmu yang mempelajari sidik jari manusia. Prinsip utama dari pelajaran itu adalah , tidak ada manusia yang sama sidik jarinya, itulah yang terjadi didalam kehidupan manusia, nasib tiap orang berbeda, dan Allah sudah mengatur semuanya”.

Baca Juga  Lagi-lagi Kesultanan Banten Gelar Baksos, Ini Kata Neil Sadek,SH

Judul: