Soal Reshuffle Kabinet, Direktur IGW : “Menteri Minim Prestasi Merusak Citra Politik Presiden Jokowi”

Foto : Presiden Jokowi (Atas) dan Sandri Rumanama Direktur IGW  (bawah), Ist

INFO’PERS

[ Foto : Istimewa ]

JAKARTA – Ditengah berbagai isu reshuffle yang kian menguat dan ada dukungan dari beberapa partai koalisi untuk presiden mengambil langkah agar mereshuffle kabinetnya, karena banyak menterinya yang dinilai sudah minim prestasi dan kepentingan politik koalisi yang mulai rapuh dan berubah arah menuju Pemilu 2024.

Direktur LITBANG Indonesian Good Governance Watch (IGW), Sandri Rumanama meminta agar presiden bukan hanya mereshuffle kabinetnya dari partai Nasdem saja namun menteri yang minim prestasi serta kementerian yang memiliki beban kerja yang tinggi agar direstrukturisasi dan dilengkapi alat kelengakapan perangkat kerja dan organisasinya.

“Sebaiknya bukan hanya reshuffle karena desakan kepentingan politik partai koalisi saja, namun sebaiknya pada pertimbangan prestasi kinerja menteri harus di ukur, tingkat kebutuhan dan kepentingan negara juga harus di pikirkan, dan serta lembaga, badan dan kementerian yang memiliki beban kerja yang berat direstrukturisasi lagi dilengkapi perangkat kerja organisasi lagi dong, ya nambah saja wakil menteri,”Ungkap dia

Ia mengatakan banyak menteri yang minim prestasi. jika tidak direshuffle merusak citra politik Presiden Jokowi.

” Kalau reshuffle hanya karena perubahan pola koalisi dan kepentingan politik, justru yang minim prestasi malah merusak citra politik presiden,” ulasanya.

Ia meyakini bahwa presiden sudah sangat paham dalam tata kelola reformasi birokrasi dan mengetahui persis budaya birokrasi di Indonesia

“Saya sih gak ragu presiden Jokowi itu presiden birokrat kok, dari walikota, gubernur hingga jadi presiden, sudah khatamlah soal birokrasi, jadi saya meyakini bahwa akan ada penambahan wakil menteri karena ada beban kerja di beberapa kementerian di kabinetnya kali ini”. Jelas dia.

Baca Juga  Kemenpora Umumkan Peserta PKPMN III Tahun 2022 yang Lolos Seleksi Administrasi

Ia menambahkan juga, selain mereshuffle dan merestrukturisasi kabinetnya. Presiden Jokowi juga harus hati-hati meng-akomodir kelompok kepentingan dan figur yang dianggap layak membantu presiden disisa periodesasi nya.

“Beliau harus mempertimbangkan dengan matang-matang siapa yang harus beliau panggil untuk membantunya nanti ini yang sangat krusial,” cetusnya.

Menurut Rumanama, biasanya diakhir periodesasi banyak muncul kepentingan politik kolompok dan organisasi sehingga mempengaruhi budaya kerja dan pengabdian terhadap presiden dan negara.

“Saya ingatkan saja beliau agar hati-hati saja di akhir masa periodesasi menuju transisi kekuasaan eskalasi kepentingan itu semangat panas, sehingga loyalitas terhadap presiden akan berkurang ini harus di hitung secara matang oleh presiden ” Tegas dia. (*)

Redaksi Media : IPRI/ www.infopers.com/ Ist

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *