*Boni Hargens Ph.D: ‘Polri yang Membumi, Teladan Lembaga Demokrasi yang Sejati’*
DALAM rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Boni Hargens, Ph.D, seorang analis politik terkemuka dan pendiri Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), turut menyampaikan refleksi mendalam terhadap perjalanan reformasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Sebagai mantan Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, dan akademisi dengan latar belakang filsafat politik dari Universitas Indonesia dan University of Indonesia & Universität Wien (Wina), Austria, Boni Hargens dikenal luas karena pandangan-pandangannya yang tajam, progresif, dan selalu berpijak pada nilai-nilai keadilan sosial dan demokrasi substansial.
Menurut Boni, usia ke-79 tahun adalah titik penting bagi Polri untuk terus memantapkan transformasi sebagai lembaga yang tak sekadar represif dan bersenjata, namun hadir sebagai institusi sipil negara yang humanis, prediktif, dan responsif terhadap aspirasi rakyat.
“Hari Bhayangkara adalah bukan sekadar perayaan, tapi momentum memperkuat jati diri Polri sebagai pelindung dan pengayom masyarakat dalam konteks negara demokrasi,” ujar Boni Hargens.
•Presisi: Jalan Baru Polri Menyapa Rakyat
Boni juga menyoroti bahwa Program Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan) yang digagas oleh Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo telah membuka lembaran baru dalam wajah Polri.
Di era Jenderal Sigit, Polri tak lagi identik dengan aparat yang menakutkan, tetapi hadir dengan semangat reformasi institusional yang nyata.
Transformasi tersebut tidak hanya terlihat pada sistem pelayanan publik yang digital dan cepat, tetapi juga pada keberanian untuk menindak oknum di internal Polri sendiri. Kasus Irjen Ferdy Sambo, yang ditangani secara terbuka dan tegas, menjadi simbol komitmen bahwa Polri hari ini berdiri di atas prinsip hukum, bukan kekuasaan. “Itu artinya, Polri telah mengambil posisi moral dan institusional sebagai pengawal keadilan, bukan sekadar alat negara,” tambah Boni.
•Polri Bukan Alat Kekuasaan, Tapi Bagian dari Rakyat
Sejalan dengan pandangan para ilmuwan kepolisian seperti, David Bayley dan Jerome Skolnick, Boni Hargens menggarisbawahi pentingnya kepercayaan publik sebagai sumber legitimasi polisi. Ia menyebut, dalam negara demokrasi modern, Polri harus dilihat sebagai representasi negara yang paling dekat dengan masyarakat.
“Kapolri Listyo Sigit berhasil mengangkat kembali marwah Polri dari krisis kepercayaan menjadi institusi yang dipercaya, bahkan dicintai,” puji Boni.
•Apresiasi Luas, Dari Presiden hingga Rakyat
Keteladanan Jenderal Sigit tak hanya dirasakan oleh masyarakat, tetapi juga mendapat apresiasi langsung dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 tahun lalu. Presiden menyebut peran aktif Polri dalam menjaga ketahanan pangan sebagai bentuk nyata keterlibatan Polri dalam pembangunan nasional.
“Polri bukan hanya hadir di tengah masyarakat, tapi juga menjadi bagian dari solusi bangsa,” ujar Presiden Prabowo waktu itu.
•Menuju Masa Depan Polri yang Membanggakan
Boni Hargens menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya kesinambungan reformasi di tubuh Polri. Baginya, wajah Polri ke depan harus terus memadukan ketegasan dengan empati, profesionalisme dengan nilai-nilai kemanusiaan.
“Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Saya percaya, dengan jiwa Presisi dan kepemimpinan seperti Jenderal Sigit, Polri akan terus tumbuh sebagai institusi yang membanggakan rakyat, bukan menakutkan. Hadir bukan hanya di kantor, tapi juga di hati masyarakat,” pungkas Boni Hargens. (Bar.S)