Peneliti KSPI: Isu Tingkat Kemiskinan dan Korupsi, Buat Pemilih Sulut Banyak Beralih ke YSK-VM Nomor Urut 1

 

Peneliti KSPI: Isu Tingkat Kemiskinan dan Korupsi, Buat Pemilih Sulut Banyak Beralih ke YSK-VM Nomor Urut 1

Foto : Peneliti sekaligus Sekjen Komite Suara Perempuan Indonesia (KSPI) dan Advokat, Yohanna Christien, S.H., M.H.

SULUT – Peneliti KSPI yang merilis hasil penelitiannya di beberapa wilayah, khususnya untuk pemilihan gubernur (Pilgub) provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Yohanna Christien, S.H., M.H. mengatakan, adanya fenomena perpindahan dukungan yang sangat signifikan di masyarakat pemilih Sulut.

 

“Banyaknya skandal korupsi di Sulawesi Utara yang terungkap belakangan ini menjadi salah satu pemicu beralihnya pemilih khususnya pemilih milenial, perempuan dan akademisi ke Yulius Selvanus Komaling – Victor Mailangkay (YSK-VM) nomor urut 1,” bebernya. Sabtu, (23/11/2024).

 

Selain isu korupsi tersebut menurut Yohanna, perpindahan pilihan juga terjadi karena masih tingginya angka kemiskinan yang tidak tuntas-tuntas di era Pemprov sebelumnya, dimana menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Maret 2024, persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Utara adalah 7,25% menjadi juga tolak ukur kinerja pemerintah provinsi sebelumnya yang juga ikut mencalonkan diri kembali. Di Propinsi yang masyarakatnya religius tetapi masih ada kemiskinan setinggi itu juga menjadi bahan gunjingan di masyarakat.

 

Peneliti yang juga merangkap Sekjen Komite Suara Perempuan Indonesia (KSPI) ini menambahkan, di provinsi Sulut mengalami transformasi pemilih, banyak pemilih beralih mendukung YSK-VM.

 

“Terlebih lagi, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus dianggap merupakan tokoh masyarakat yang bersih, tegas, dan merakyat (BTM), serta programnya yang menitikberatkan peningkatan kesejahteraan Sulut dianggap lebih realistis dibandingkan program kandidat lainnya yang mengawang-awang,” tutur Yohanna yang juga Advokat berdarah Sulut tersebut. (ari)

 

 

Baca Juga  UMP-UMK 2024 Telah Ditetapkan, Ketum KSPSI Pastikan Buruh Tetap Damai