Menuju Indonesia Emas: Bisakah Teknologi Digital Membantu Ketahanan Pangan dan Energi
Oleh : M Al Husaini
Praktisi Digital dan Transformasi AI Sektor Publik/Tenaga Ahli DPR RI
Jakarta – Indonesia melangkah penuh percaya diri dengan strategi transformasi digital dan optimalisasi sumber daya alam. Lima sektor prioritas strategi AI nasional menjadi kerangka utama, salah satunya bisa diaplikasikan dalam mengelola pembukaan 20 juta hektare lahan untuk ketahanan pangan dan energi nasional.
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkapkan rencana besar pemerintah untuk membuka puluhan juta lahan hutan cadangan sebagai sumber ketahanan pangan, energi, dan air. Layanan pemerintahan dengan penerapan Kecerdasan Buatan (AI) dalam empat aspek (4P): prediksi, pengelolaan, partisipasi, dan personalisasi menjadi fondasi awal. Sistem ini akan mengoptimalkan perencanaan dan pengelolaan lahan seluas dua kali Pulau Jawa (12,28 juta hektare), memastikan efisiensi dan akurasi dalam implementasi program ketahanan nasional.
Reformasi birokrasi berbasis AI memperkuat koordinasi antara Kementerian Kehutanan, Pertanian, dan ESDM. Integrasi data lintas kementerian ini vital dalam mengelola target ambisius produksi 3,5 juta ton beras dari lahan padi gogo dan 24 juta kiloliter bioetanol dari 1,5 juta hektare pohon aren.
Pendidikan talenta berbasis AI mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang akan mengelola proyek strategis ini. Pembelajaran adaptif akan melahirkan tenaga ahli dalam smart farming, manajemen rantai pasok, hingga teknologi energi terbarukan.
Smart cities memperluas jangkauan hingga tingkat desa melalui food estate. Integrasi data dan pengembangan lintas berbasis AI menghubungkan lumbung-lumbung pangan dari desa hingga nasional dalam satu sistem terintegrasi.
Puncaknya, revolusi digital lewat optimalisasi AI ini, ketahanan pangan menjadi manifestasi nyata transformasi digital. Optimalisasi siklus hidup pangan, dari perencanaan lahan hingga distribusi, diperkuat sistem AI untuk menciptakan Indonesia yang mandiri pangan dan energi.
Rekomendasi Strategis Implementasi AI Nasional
Untuk mewujudkan transformasi digital Indonesia yang komprehensif, diperlukan serangkaian langkah strategis yang terencana dan terukur. Pembentukan Badan Khusus Koordinasi AI Nasional menjadi langkah awal yang penting untuk mengharmonisasikan implementasi 5 (lima) sektor prioritas. Badan ini akan berfungsi sebagai orkestrator utama yang memastikan sinergi antar kementerian dan lembaga dalam mengeksekusi strategi AI nasional.
Selain itu, pengembangan framework AI khusus untuk manajemen sumber daya alam dan ketahanan pangan menjadi fondasi teknis yang penting. Framework ini akan menjadi blueprint yang mengintegrasikan berbagai aspek pengelolaan lahan, dari sistem prediksi hasil panen hingga optimalisasi rantai pasok, dengan mempertimbangkan karakteristik unik sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
Penguatan ekosistem inovasi nasional perlu didukung melalui kolaborasi intensif dengan universitas dan lembaga riset nasional yang kita miliki. Kemitraan strategis ini akan memastikan pengembangan teknologi AI yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal (local wisdom), sekaligus membangun kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) digital yang berkelanjutan.
Standarisasi sistem AI lintas kementerian menjadi kunci untuk memastikan interoperabilitas data dan kelancaran koordinasi. Standar protokol yang seragam akan memungkinkan pertukaran informasi yang lancar antar berbagai platform dan sistem, menciptakan ekosistem digital yang efisien dan responsif.
Sebagai langkah implementasi yang nyata, pelaksanaan program dimulai melalui proyek percontohan awal di daerah-daerah potensial, misalnya. Pendekatan bertahap ini sangat memungkinkan evaluasi dan penyempurnaan sistem sebelum diterapkan secara nasional dan meminimalkan risiko, memastikan keberhasilan transformasi digital Indonesia yang berkelanjutan.