Sulistio Dharmawan, (Foto:Dok. GFGI/Ist)
INFO PERS
Foto : Istimewa
PEMBINA Gibran Fans Garuda Indonesia (GFGI) Sulistio Dharmawan mengeluarkan pernyataan tegas terkait kritik yang dilontarkan oleh beberapa pihak terhadap Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya.
Menurutnya, kritik yang muncul belakangan ini lebih banyak diwarnai oleh opini yang tidak menghargai kontribusi besar Jokowi bagi bangsa dan negara.
“Ini hanya opini segelintir orang yang nggak paham mereka hanya bisa mengoreksi kekurangan pak Jokowi, tapi sekelompok orang ini tidak berani mengakui karya besar Pak Jokowi untuk bangsa ini,” kata Sulistio, minggu (2/11/2024) di Jakarta.
“Bahkan orang yang buat opini dan narasi yang menyudutkan pak Jokowi dan keluarganya, belum pernah menorehkan karya sedikitpun kepada bangsa ini,” imbuhnya.
Menurutnya, beberapa kelompok yang merasa kecewa dengan Jokowi kerap kali melampiaskan kekecewaannya melalui narasi yang menyudutkan, tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap persatuan bangsa.
“Jangan sampai terprovokasi dengan opini yang gak jelas. Ayo kita bersama-sama bersatu membina kerukunan supaya bangsa ini aman kondusif,” tambahnya.
Sulistio mengatakan, siapa saja boleh memberikan kritik. Namun, harus tetap menjaga etika, khususnya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi budaya timur.
Menurutnya, menghargai karya pemimpin adalah bagian dari etika bangsa yang harus terus dipelihara.
“Ke depan kan etika sebagai bangsa timur, menghargai karya para pemimpin, kita harus saling menjaga persatuan dan keutuhan bangsa, karena keutuhan adalah aset dan investasi demi keberlangsungan anak cucu kita kelak,” tandasnya.
Diketahui, Mantan Ketua KPK Abraham Samad bersama dengan mantan pimpinan KPK Saut Situmorang, Roy Suryo, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, pakar hukum tata negara Refly Harun, dan sejumlah rekan sempat mendatangi KPK pada Kamis (31/10/2024).
Kedatangannya ke KPK itu untuk mempertanyakan tindak lanjut pengusutan dugaan korupsi yang berkaitan dengan keluarga Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Beberapa kasus yang dipertanyakan perkembangan nya yakni laporan dari dosen UNJ Ubaidillah Badrun, laporan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) soal dugaan nepotisme, dan laporan dari Marwan Batubara yang menyebut bahwa Jokowi terlibat kasus korupsi saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.(*)
Redaksi Media : IPRI / www.InfoPers.com/Ist