INFO’PERS
Foto:Istimewa, Ist
Jakarta |www.infopers.com— Keberagaman budaya, suku, bahasa dan agama di Indonesia bukan suatu kebetulan melainkan pemberian dan ijin Tuhan Yang Maha Esa. Ada enam agama resmi Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu serta ratusan bahasa daerah dan budaya yang berbeda di seluruh seantero nusantara.
Pembenturan dan pembelahan sosial ditengah masyarakat isu agama rentan dipakai oleh kelompok tertentu maupun individu di Indonesia. Namun, masyarakat sangat memahami dan mengerti akulturasi budaya dan kearifan lokal yang melekat pada masyarakat sebagai jati diri bangsa.
Forum Pemuda Kristen Nias Indonesia menyerukan kepada masyarakat luas agar tetap mendukung suasana sejuk, damai dan toleran serta tidak terprovokasi oleh isu-isu yang mengarah pada tindakan kekerasan, anarkisme dan radikalisme melalui diskusi publik terbatas yang diselenggarakan di Sadjoe Cafe Tebet, Jakarta, Sabtu (09/04/2022).
Pada diskusi tersebut, Paulus Gemma Galgani, Pengurus Pusat PMKRI 2020-2022 menyampaikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang penuh cinta dan kedamaian. Indonesia terbentuk bukan karena persamaan melainkan erbedaan yang menyatukan.
“Bung Karno pernah berkata “Jika kamu Islam jangan menjadi Orang Arab, Jika Kamu Kristen jangan menjadi Orang Yahudi, Jika Kamu Hindu jangan menjadi Orang India, Jika Kamu Budha jangan menjadi Orang China, Tetaplah menjadi Orang Nusantara” pungkas Galgani.
Bahkan, bila merujuk pada pernyataan Gusdur bahwa semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin besar rasa toleransinya. Indahnya toleransi yang tercipta akan mendamaikan seluruh makhluk ciptaan di Nusantara.
Sementara Aktivis Sosial dan Kepemudaan Edizaro Lase mendorong agar generasi muda sebagai penerus bangsa terus dilakukan upaya edukasi publik terkait keberagaman, pluralisme dan toleransi agar situasi Indonesia tetap sejuk, damai dan toleran.
Pada kesempatan yang sama hadir Tokoh Muda Papua Marianus menyampaikan juga agar toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia tetap dijaga, dirawat dan dipelihara secara ketat oleh segenap jiwa dan tumpah darah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Kita tetap menghendaki masyarakat Indonesia tetap semangat bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.(**)
REDAKSI: IPRI