INFO’PEES
( Foto : Istimewa )
JAKARTA– Ditengah isu akan reshuffle kabinet Presiden Jokowi, berbagai respon publik mulai mencuat, diantaranya sejumlah deretan nama disodorkan para tokoh yang layak menjadi pembantu Presiden (Menteri).
Adapun beberapa figur dianggap layak untuk ikut serta diberikan tanggungjawab dalam distribusi kekuasaan politik untuk reshuffle kabinet kali ini.
Menyikapi hal tersebut, Sandri Rumanama Tokoh Pemuda dari Timur, ketua umum IKAPASU meminta presiden agar lebih fokus pemetaan ekonomi nasional menuju tahun 2023 yang diprediksi akan menghadapi resesi global.
“Saya pikir saol reshuffle kabinet bukan hanya soal kepentingan politik semata namun memang harus ada pembenahan disektor pertanian dan kehutanan saat ini terutama soal kemandirian ketahanan pangan nasional, sebab tahun 2023 kita akan menghadapi tantangan resesi global bagaimana kesiapan kita itu perlu dihitung oleh presiden jokowi,” Tutur Rumanama.
Ia menjelaskan juga, bila ekonomi Indonesia triwulan II-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,72 persen saja (q-to-q).
Dari sisi produksi, pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 13,15 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan sebesar 32,00 persen.
“Itu artinya kita butuh akselerasi lebih dalam penataan sektor pertanian dan kehutanan untuk menghadapi ancam resesi global tahun 2023 ini,” Ulasnya.
Jadi yang disampaikan soal isu reshuffle kabinet terutama di kementerian kehutanan dan pertanian bukan hanya soal keputusan politik presiden Jokowi saja, namun lebih dari itu soal performa kinerja dari kedua menteri, dan hal ini menurut nya, secara trendnya memang lagi menurun.
Sandri juga mengatakan bahwa menurutnya jika ini keputusan politik maka presiden perlu mencari figur dan kelompok yang militan, loyalitas dan totalitas terhadap kerja, kerja presiden serta keputusan-keputusan politik presiden Jokowi.
“Kalau memang ini adalah keputusan politik presiden perlu menghitung secara taktis langkah politiknya, harus mencari kelompok politik garis kerasnya yang loyal dan totalitas dalam mengawal kerja presiden dan keputusan politik presiden itu sendiri dan bisa mengakomodir berbagai aspek politik dalam tahun-tahun politik nanti,” Ungkapnya
Ia menambahkan juga, jika tidak maka Presiden akan sibuk bongkar sana-sini (reshuffle kabinet) hanya untuk keputusan politik presiden saja, bahkan jika salah lagi dalam memilih figur pembantu nya nanti menghadapi tahun politk malah jadi kewalahan.
Meski demikian Sandri juga menambahkan, agar Presiden Jokowi memiliki parameter dan ukuran untuk kabinet yang membantunya, karena itu dia berharap agar tidak harus ada intervensi partai politik dalam menyikapi persoalan ini meskipun itu syarat dengan muatan politik.
“Walaupun ini dianggap sebagai keputusan politik presiden, namun partai politik harus mampu menjaga sikap politik nya dalam membantu kerja presiden terutama partai-partai koalisi, sebab presiden memiliki ukuran (parameter) sendiri dalam menata kabinetnya “, Jelasnya.
Dia juga menyarankan agar seperti figur Ir.R.Haidar Alwi MT sang tokoh toleransi Indonesia yang juga presiden Haidar Alwi Care (HAC) sangat layak turut mengemban tugas presiden dan wakil presiden di Kabinet Indonesia Maju jelang reshuffle kabinet mendatang.(*)
Redaksi Media: IPRI/ www.infopers.com/ Ist