Jakarta, 11 Juli 2025 — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi berbagai organisasi kampus melakukan aksi demonstrasi serentak di depan Gedung Merah Putih KPK dan NasDem Tower, Jakarta. Aksi ini merupakan respon atas mangkirnya Fauzi Amro, eks Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi NasDem, dalam proses hukum kasus dugaan korupsi dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Aksi yang dimulai pukul 13.00 WIB ini diwarnai dengan orasi publik, teatrikal, dan pembacaan sikap yang dipimpin oleh Mike, selaku Koordinator Lapangan. Massa aksi menilai bahwa Fauzi Amro telah bersikap tidak kooperatif dan mencoba menghindari pertanggungjawaban hukum atas dugaan keterlibatannya dalam skandal tersebut.
“Dua kali mangkir dari panggilan KPK adalah bentuk obstruction of justice. Ini bukan sekadar pelanggaran etik, tetapi ancaman terhadap integritas hukum. KPK tidak boleh ragu untuk menjemput paksa,” tegas Mike dalam orasinya.
Selain itu, massa juga menyoroti dugaan aliran dana CSR ke dua yayasan yang terafiliasi dengan Fauzi Amro, yakni Yayasan Safa Kita Indonesia dan Yayasan Safa Bakti Nusantara, yang dinilai perlu ditelusuri secara forensik.
Tuntutan Demonstrasi:
1. Menjemput paksa Fauzi Amro sebagai langkah tegas terhadap tindakan tidak kooperatif dalam proses hukum.
2. Melakukan audit forensik terhadap seluruh aliran keuangan Fauzi Amro serta Yayasan Safa Kita Indonesia dan Yayasan Safa Bakti Nusantara.
3. Menerbitkan surat perintah penyidikan dan menetapkan status hukum Fauzi Amro apabila ditemukan cukup bukti.
4. Mendorong DPP Partai NasDem untuk segera melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap Fauzi Amro sebagai bentuk tanggung jawab politik dan moral.
Aksi berlangsung damai dan tertib, dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Para demonstran menyampaikan komitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga KPK bertindak secara tegas dan transparan.
“Rakyat muak dengan impunitas! Siapa pun yang mencuri uang publik harus diadili, tanpa pandang jabatan dan partai,” teriak massa di tengah aksi.
Demonstrasi ini juga menjadi simbol perlawanan mahasiswa terhadap politik transaksional dan bentuk solidaritas atas upaya pemberantasan korupsi yang kerap dihadang oleh kekuasaan dan ketidakadilan.