Nadia Syifa Widjaksono S.Hub.Int Caleg DPRD DKI Jakarta Partai PPP (Dapil 5 Jaktim di Kec. Jatinegara, Duren Sawit, Kramat Jati): Perlu Komitmen Politis untuk Menangani Masalah Stunting di Jakarta.
Jakarta, 28 Januari 2024 –
Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) berkolaborasi dengan Navigasi, Forum Warga Kota (FAKTA), Forum Osis DKI Jakarta, dan Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) menyelenggarakan Diskusi Publik Jakarta Tanpa Beban terkait isu kesehatan publik dan penanganan zat adiktif dengan tema “Youth Voices: Navigating the Health Landscape in Jakarta” pada 27 Januari 2024. Diskusi ini mengundang calon legislatif DPRD DKI Jakarta untuk berdiskusi guna mencari solusi konkrit untuk menciptakan masa depan lebih sehat dan berkualitas untuk masyarakat, khususnya generasi muda, serta mendorong partisipasi kritis publik pada Pemilu 2024. 8 (delapan) calon anggota DPRD DKI Jakarta menjawab tantangan dan hadir dalam diskusi.
Orang muda akan menjadi pemeran krusial dalam pesta demokrasi 2024 yang berlangsung dalam waktu dekat. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (2023), sebanyak 33,60% dari total pemilih adalah generasi milenial yang lahir pada 1980 hingga 1994 dan 22,85% merupakan generasi Z yang lahir pada tahun 1995 hingga 2000an. Data tersebut menunjukkan bahwa pemilih orang muda akan mendominasi Pemilu 2024, yaitu mencapai 56,45%. Salah satu isu orang muda yang menjadi perhatian adalah isu kesehatan dan penanganan konsumsi zat adiktif di masyarakat, khususnya anak dan orang muda.
Masalah konsumsi rokok di Indonesia terus menunjukkan angka yang memprihatinkan.
Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2022 menunjukan jumlah perokok di Indonesia mencapai 70,2 juta atau sekitar 34,5% penduduk, 2 dari 3 laki-laki (65,5%) adalah perokok aktif. Belum selesai Indonesia mengatasi rokok konvensional, saat ini pun kita juga dihadapkan dengan masalah baru dari rokok elektronik. Prevalensi perokok elektronik naik sepuluh kali lipat dalam satu dekade dari 2011 sebesar 0,3% menjadi 3% pada tahun 2021 (GATS, 2021).
Selain itu, terdapat masalah yang lebih krusial di Jakarta yaitu terkait stunting. Sepertiga anak usia di bawah lima tahun memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. Jumlah anak dengan stunting di Indonesia menempati kedudukan kelima besar dunia (Millennium Challenge, 2018). Aspek lainnya dalam faktor penyebab lain stunting, yaitu berhubungan dengan minuman berpemanis dalam kemasan yang cukup banyak dikonsumsi oleh anak-anak.
Survei yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada Juni 2023 di sepuluh kota di Indonesia menunjukkan, 25,9 persen anak usia kurang dari 17 tahun setiap hari mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Selain itu, 31,6 persen anak setidaknya 2-6 kali dalam seminggu mengonsumsi MBDK (YLKI, 2023).
Nadia Syifa Widjaksono S.Hub.Int Caleg DPRD DKI Jakarta Partai PPP (Dapil 5 Jakarta Timur di Kec. Jatinegara, Duren Sawit, Kramat Jati) saat ditemui awak Media Online mengatakan bahwa Acara Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) bikin acara seru banget karena kita punya pandangan lain juga tentang stunting maupun kawasan tanpa rokok. Bisa melihat juga bagaimana stakeholder-stakeholder diluar Caleg dan juga aktif didalam proses demokrasi di tahun 2024 hari ini senang banget bisa ketemu dengan banyak stakeholder lainnya. Memang kalau di Dapil kita sangat berat karena terkait masalah sanitasi dan stunting itu sudah saya temukan kurang lebih 100 titik dan semua permasalahan yang kemudian tadi ada itu saya temukan langsung fakta-faktanya di lapangan.
Menurut Nadia, persoalan stunting masih menjadi masalah serius termasuk di DKI Jakarta. Nadia menyatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan stunting. Masalah stunting ini tidak hanya soal gizi dan nutrisi saja tetapi juga ekonomi dan sosial. Karena itu saya komit mencari solusi konkrit untuk menangani masalah stunting di Jakarta. Perlu Komitmen Politis untuk Menangani Masalah Stunting di Jakarta.
Untuk mengatasi masalah stunting ini, Nadia Syifa menawarkan beberapa solusi diantaranya mengatasi masalah sanitasi dan air bersih, mendukung adanya skrining layak hamil, dan mendorong komunikasi antara legislatif dan yudikatif.
Jadi memang relevan yang kita bicarakan acara IYCTC dengan masalah-masalah yang ada di lapangan, Insya Allah ini pembahasannya dijadikan salah satu isu dan juga pasti akan panjang obrolannya walaupun tidak hanya berhenti di Pemilu 2024 dan semoga jika kita terpilih pasti kita bawa ke DPRD DKI Jakarta.
Dari pembahasan tadi, Ini masalah kolektif kolegial, maupun isu kesehatan itu tidak bisa diselesaikan dengan aturan wapaupun aturannya sudah ada hingga kemudian bisa dilanjutkan oleh teman-teman lainnya.
Saya juga pun berharap bagi RT/RW, Kelurahan, Kecamatan dan semuanya bareng-bareng bisa menyelesaikan masalah ini karena kalau kita lihat masalah di TKS, BPJS dan lain-lain ini masalahnya tidak berhenti di peraturannya saja, biasanya ada kedekatan emosional karena khawatirnya yang bisa masuk Rumah Sakit cuma yang dekat sama Pak RT, Pak RW dan lain-lain.
Semoga dengan peraturan yang lebih mengikat, masyarakat dibawah tidak harus khawatir ketika ke Rumah Sakit karena semua punya kesempatan yang sama baik itu hak kesehatan mereka, pendidikan dan hak mencari pekerjaan,” tutupnya.