10 Pemain Film Sang Pahlawan Merah Putih Mulai Casting

Jakarta,Infopers.com – Film Sang Pahlawan Merah Putih film untuk presiden, sedang melakukan seleksi atau casting pemain, di mana film Sang Pahlawan merah putih di produksi oleh Arvin Cinema kerjasama Benteng Jokowi  (BEJO) ,

Abah Maulana  sebagai Produser Film  Sang Pahlawan Merah Putih menyampaikan secara tertulis  bahwa  “film Sang Pahlawan Merah Putih akan di rilis pada bulan mei 2022, sett/lokasi akan di lakukan di Makasar/bulukumba, Bali, Solo dan Jakarta, casting/seleksi pemain hadir talent atau calon pemain dari bandung yang bergabung dalam management VIRIS INTERTAINMEN, talen=talent VIRIS”, ujar  Abah Maulana di Studio  Jakarta Selatan ,Kamis (10/2/22).

“Intertainment bagus-bagus dan memiliki bakat, adapun sedikit alur cerita dan karakter yang dibutuhkan adalah :

Sorot kamera jauh terlihat perkampungan plosok desa dan sorot kamera tertuju pada sebuah rumah  gubuk berdampingan dengan sekolah DASAR BONTOSILA terletak di daerah yang sangat jauh dari kota,  Sekolah dasar bontosila didepan berdiri tiang bendera dari bambu berkibar sang merah putih yang sudah kelihatan pudar warnanya, dihalaman sekolah beberapa anak anak sedang gotong royong di halaman  sekolah, dan sekolah dasar bontosila adalah memiliki siswa/i datang di berbagai suku ada suku makasar, suku manado, suku ambon, suku jawa, suku bali, suku batak, suku minang, suku betawi, suku china, suku sunda, mereka tinggal di desa itu, perkampungan desa bontosila itu sangat sejuk dan damai, sekeliling perkampungan terletak persawaan yang begitu luas, sehari-hari warga desa bontosila setiap harinya  bertani dan berkebun, dikebun-kebun mereka banyak sapi, kuda dan kambing-kambing ternak, dan anak- anak itu begitu indah dan damai dalam persatuan, hari-hari mereka lalui balajar bersama hanya semata- mata ingin menjadi anak-anak yang memiliki prestasi dan cita-cita,”,lanjut Abah Maulana.

Sekolah dasar Bontosila di atas tanah masyarakat yang bernama pak Darmawan sekaligus kepala sekolah, Pak Darmawan adalah guru yang sangat mencintai anak-anak, Pak Darmawan memiliki semangat untuk  mendirikan sekolah darurat bagi anak-anak yang tinggal di sekitaran desa bontosila, maka terbangunlah  sebuah sekolah yang di namakan Sekolah Dasar Bontosila terbuat dari dinding papan dan atap rumbiya  serta berlantai tanah dan fasilitas sekolah seperti papan tulis terbuat dari papan kayu, bangku-bangku pun masi terbuat dari pohon kelapa,

Pak Darmawan ini tidak memiliki anak maka Pak Darmawan mengadopsi anak yang bernama Candra dan Gendis, Candra usia 11-12 tahun dan Gendis 9-10 tahun, Candra dan Gendis ini adalah bersaudara, sejak kecil umur 5 tahun telah dititipkan kepada Pak Darmawan untuk di asuh karena ibu dan bapaknya berangkat keluar negeri menjadi TKI di hongkong, bapak dan ibu Candra dan Gendis sudah hampir 10 tahun tidak pulang-pulang, di belakangan diketahui bapak dan ibu Candra telah meninggal karena covid 19, sedangkan Candra dan Gendis tetap bersemangat meraih cita-citanya menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tuanya,

Baca Juga  Pelantikan Pengurus Cabang Pewarna Jakarta Selatan Diharapkan Menghasilkan Karya Untuk Masyarakat

Candra dan Gendis setiap hari berangkat sekolah  dan melawati pematang sawah dan kali besar, mereka berdua setiap berangkat sekolah sepatu pasti di gantung di leher, Candra dan Gendis belum mengetahui jika bapak dan ibunya telah meninggal dunia  karena covid 19, lalu Candra dan Gendis hari-harinya selain sekolah mereka berdua mengembala kambing  milik Pak Joko, dua ekor kambing itu mereka berdua sangat disayang, tiap hari di mandikan, di kasih makan dan di ajak ngobrol lalu kambing itu .

Selain Candra Dan Gendis, muncul Bonar usia 11 tahun, suku batak, Bonar ini teman sekolah Candra, teman bermain di kali, prosotan dan berenang di kali, Bonar punya cita-cita sangat tinggi, ingin menjadi, presiden seperti pak jokowi, karena Bonar ini sangat idolakan pak Jokowi, Bonar sangat pinter berpuisi,

kadang-kadang teman-temannya di buat terharuh jika Bonar membacakan tentang Puisi Indonesiaku,

presidenku, bapak presidenku adalah sosok manusia sangat berguna bagi rakyat, presidenku adalah sosok

manusia memberiku kedamaian, kadangkala Bonar mengajak teman-temanya naik di atas batu besar lalu

Bonar meminta pada teman-temanya mendengarkan membaca Puisi tentang PAHLAWANKU sambil

memengan bendera merah putih di buat dari kertas plastik. Dan Bonar ini jika berbicara dengan teman-

teman nada keras dan tinggi seperti ngajak peran, tapi Bonar bikin suasana damai karena bikin ketawa

dan lucu. Bonar pun sangat bangga dengan pak presiden karena datang dikampungku lalu disambut oleh

masyarakat dikampung aku, memang luar biasa pak presidenku.

Berbeda dengan Burhan yang usia 10 -11 tahun, suku makasar, yang memiliki hoby naik kuda, Burhan ini

adalah putra makasar yang sering kali mendapatkan kejuaran balapan kuda, kecil kecil cabe rawit, Burhan

memiliki cita-cita ingin jadi tentara, kenapa Burhan ingin jadi tentara karena ingin mengawal pak presiden,

bahwa pak president menurut Burhan adalah presiden merakyat, presiden yang berani turun dalam

keadaan hujan maupun menangani bon bunu diri dithamrin, jadi Burhan ingin sekali jadi tentara. Burhan

dapat infomasi bahwa minggu depan aka ada lomba balapan kuda yang diadakan oleh kepala desa,

Burhan bersiap-siap akan mengikuti lomba itu, Burhan minta kepada teman-temannya dating di acara

lomba balapan kuda, Candra dan kawan-kawan mempersipkan bendera kecil, yang mereka buat dari

kertas layangan, tiba saatnya lomba balap kuda akhirnya Burhan menjuarai menjadi no 1, Burhan ambil

bendara sama Candra lalu sentakkan kudanya berlari membawa bendera merah putih, kudanya nama

bento, ayoo bento, cita-citaku harus tercapai untuk membantu presiden menyalatkan NKRI.

Nah, kalau Dias, usia 11-12 tahun, Suku Ambon, Dias ini bercita-cita menjadi menteri, Dias adalah anak

Baca Juga  XAVERIO PERFUME " Parfum Produk UMKM. Binaan HIPMI PT. Sumatera Utara" (Untuk Order Langsung Hub : +62 895-0924-4429)

yang unik dan rambut kriting, dan kulitnya hitam, Dias sering kali dibully sama Bonar, misalnya mau

belajar on line tapi tidak ada jaringan, makanya Bonar nyuru Dias naik keatas pohon cari jaringan, karena

selama covid 19, belajar lewat on line, sedangkan Dias, Burhan tak punya Hp, yang punya hp Cuma

Fatimah, Dias sangat senang sekali dengan pak presiden karena dikampungnya Dias sudah bisa naik oto

lewat tol, Dias ini adalah anaknya sangat lucu diantara kawan-kawan lainnya,

Disisi lain, Fatimah usia 11-12 tahun, Suku Minang, Fatimah ini punya impian dan cita-cita menjadi

paskibrata 17 agustus di istana Negara bersama pak presiden, Fatimah berdara minang, cantik dan cerdas,

pinter mengaji, dan Bonar selalu deketin Fatimah dan menjadi sahabat Bonar, Bonar kan pinter, dan

pinter gombalin Fatimah, Fatimah bercerita tentang daerahnya bahwa daerahnya juga dibangun tol lintas

sumatera, jadi keluargaku disana kalau mau kepalembang sudah enak, karena tolnya bagus sekali, jadi

memang pak presiden joko widodo layak jadi presiden se umur hidup, lalu dibantah oleh Adam, tidak bisa,

ini Negara demokrasi, dan juga ada undang-undang, terjadilah perdebatan di antara mereka, dan masing-

masing mereka keluar logat daerahnya, Fatimah tetap memuji pak presiden, dan berdoa ya allah,

berikanlah umur panjang pak presiden dan bisa menjadi presiden se umur hidup, Adam ngaurrr kamu

Fatimah.

Kemunculan Adam usia 12 tahun, Suku Manado, Adam memang pinter dan kritis, karena Adam

mempunyai cita-cita menjadi politikus yang hebat, politikus yang berani, ingin menyelamatkan Indonesia

dari para koruptor bangsa, Adam sering kali melakukan perberdebat dengan Bonar, Adam menyampaikan

kalau Indonesia ini harus di selamatkan oleh orang-orang yang berani, jadi presiden jokowi itu harus adapresiden seperti pak jokowi, karena Bonar ini sangat idolakan pak Jokowi, Bonar sangat pinter berpuisi, kadang-kadang teman-temannya di buat terharuh jika Bonar membacakan tentang Puisi Indonesiaku, presidenku, bapak presidenku adalah sosok manusia sangat berguna bagi rakyat, presidenku adalah sosok  manusia memberiku kedamaian, kadangkala Bonar mengajak teman-temanya naik di atas batu besar lalu  Bonar meminta pada teman-temanya mendengarkan membaca Puisi tentang PAHLAWANKU sambil  memengan bendera merah putih di buat dari kertas plastik. Dan Bonar ini jika berbicara dengan teman- teman nada keras dan tinggi seperti ngajak peran, tapi Bonar bikin suasana damai karena bikin ketawa  dan lucu. Bonar pun sangat bangga dengan pak presiden karena datang dikampungku lalu disambut oleh  masyarakat dikampung aku, memang luar biasa pak presidenku.

Berbeda dengan Burhan yang usia 10 -11 tahun, suku makasar, yang memiliki hoby naik kuda, Burhan ini  adalah putra makasar yang sering kali mendapatkan kejuaran balapan kuda, kecil kecil cabe rawit, Burhan memiliki cita-cita ingin jadi tentara, kenapa Burhan ingin jadi tentara karena ingin mengawal pak presiden,

Baca Juga  Forum Mahasiswa Maluku Unjukrasa Desak KPK Agar Mengadili Mantan Bupati Maluku Tenggara

bahwa pak president menurut Burhan adalah presiden merakyat, presiden yang berani turun dalam   keadaan hujan maupun menangani bon bunu diri dithamrin, jadi Burhan ingin sekali jadi tentara. Burhan dapat infomasi bahwa minggu depan aka ada lomba balapan kuda yang diadakan oleh kepala desa,

Burhan bersiap-siap akan mengikuti lomba itu, Burhan minta kepada teman-temannya dating di acara  lomba balapan kuda, Candra dan kawan-kawan mempersipkan bendera kecil, yang mereka buat dari  kertas layangan, tiba saatnya lomba balap kuda akhirnya Burhan menjuarai menjadi no 1, Burhan ambil  bendara sama Candra lalu sentakkan kudanya berlari membawa bendera merah putih, kudanya nama  bento, ayoo bento, cita-citaku harus tercapai untuk membantu presiden menyalatkan NKRI.

Nah, kalau Dias, usia 11-12 tahun, Suku Ambon, Dias ini bercita-cita menjadi menteri, Dias adalah anak  yang unik dan rambut kriting, dan kulitnya hitam, Dias sering kali dibully sama Bonar, misalnya mau  belajar on line tapi tidak ada jaringan, makanya Bonar nyuru Dias naik keatas pohon cari jaringan, karena  selama covid 19, belajar lewat on line, sedangkan Dias, Burhan tak punya Hp, yang punya hp Cuma  Fatimah, Dias sangat senang sekali dengan pak presiden karena dikampungnya Dias sudah bisa naik oto lewat tol, Dias ini adalah anaknya sangat lucu diantara kawan-kawan lainnya.

Disisi lain, Fatimah usia 11-12 tahun, Suku Minang, Fatimah ini punya impian dan cita-cita menjadi  paskibrata 17 agustus di istana Negara bersama pak presiden, Fatimah berdara minang, cantik dan cerdas, pinter mengaji, dan Bonar selalu deketin Fatimah dan menjadi sahabat Bonar, Bonar kan pinter, dan  pinter gombalin Fatimah, Fatimah bercerita tentang daerahnya bahwa daerahnya juga dibangun tol lintas  sumatera, jadi keluargaku disana kalau mau kepalembang sudah enak, karena tolnya bagus sekali, jadi memang pak presiden joko widodo layak jadi presiden se umur hidup, lalu dibantah oleh Adam, tidak bisa,  ini Negara demokrasi, dan juga ada undang-undang, terjadilah perdebatan di antara mereka, dan masing- masing mereka keluar logat daerahnya, Fatimah tetap memuji pak presiden, dan berdoa ya allah, berikanlah umur panjang pak presiden dan bisa menjadi presiden se umur hidup,  si Adam mengatakan ngaurrr kamu Fatimah.

“Kemunculan Adam usia 12 tahun, Suku Manado, Adam memang pinter dan kritis, karena Adam mempunyai cita-cita menjadi politikus yang hebat, politikus yang berani, ingin menyelamatkan Indonesia  dari para koruptor bangsa, Adam sering kali melakukan perberdebat dengan Bonar, Adam menyampaikan  kalau Indonesia ini harus di selamatkan oleh orang-orang yang berani, seperti Presiden Jokowi”, pungkas Abah Maulana.

(B/DDN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *